Recent News

It's me, as a lifetime learner

Hal yang tidak akan pernah berhenti saya lakukan adalah membuat kesalahan dan belajar

Because, it will never be the same you from time to time

Seperti kamu, blog ini juga berproses dari waktu ke waktu

For the roots, I believe it is believe

Pertama-tama hanya mempercayai apa yang terjadi adalah anugerah terindah untuk masing-masing kita

Thank you

Hal sederhana namun sangat bermakna, bersyukur dan berterimakasih

Write everything

Tulisan sesukanya mudah-mudahan ada guna

Tuesday, June 14, 2011

andai ?


Andai rasa itu bisa dikendalikan
Andai sebelum masuk
rasa itu melewati pikiran dulu
Andai ...

Memang itu hanya perandaian
Karena toh rasa itu tidak ada kendali
datang dan pergi sesukanya
Tidak peduli bagaimana kondisi penerima

Bagai angin
Ia bisa hanya sekedar lewat sebagai semilir
Ia bisa lewat engan meninggalkan jejak bagai topan
Ia bisa berlalu dan memberi kesejukan
Ia ada untuk memberi sedikit isi pada kekosongan
Angin yang baik tentu memberi manfaat banyak
Angin yang buruk tentu bisa menghancurkan
bahkan yang kokoh jika itu angin dahsyat

Sama dengan angin
Rasa juga tidak bisa dikendalikan
Ia hadir sebagai pengisi hati
Hanya saja ia tak pernah mempertimbangkan dampak
Bagaimana jika ia tiba di tempat yang salah
Bagaimana jika ia hadir di saat yang tidak tepat

Rasa itu bisa mendewasakan
hati-hati yang tegar
sehingga mereka semakin kuat
rasa itu juga bisa menghancurkan
hati-hati yang rapuh
membuat mereka tak berdaya

Bagaimanapun
tidak ada hal yang bisa diubah
Bagimanapun
ini adalah proses kehidupan
Semua tergantung bagaimana kita menghadapinya
Dan tetaplah percaya pada takdir Tuhan
yang membuat kita semakin kuat

KEEP FAITH . GOD BLESS US

*bingung mau ngasi judul apa --"

Monday, June 13, 2011

munafik itu berpura-pura

Nah, karena sebelumnya udah janji bakal bahas tentang yang "kemunafikan"itu , sekarang gue bakal bahas, yang tentu saja menurut opini dan pengamatan ke lingkungan . Ehm perlu diinget kalau munafik yang dibahas disini adalah munafik dalam hal mengakui perasaan, bukan munafik dalam arti sesungguhnya hehe
Postingan sebelumnya , yang syair berjudul "aku yang berpura" adalah syair untuk mendukung pembahasan mengenai "kemunafikan" tersebut ngehehe

Sebenernya gak tau mau bahas apaan -,- idenya sih kemaren , tapi gara-gara nulisnya baru sekarang tuh ide nguap begitu saja --" Tapi karena udah terlanjur posting yang syair mending sekalian aja sama penjelasannya daripada tar ada kesalahpahaman hehe

Ehm, seperti yang udah gue jelasin sebelumnya kalau ada berbagai macam cara orang menghadapi perasaan yang mereka punya. Dalam hal ini perasaan terhadap sesama lawan jenis. Ada orang yang sering banget naksir sama orang lain. Ada juga orang yang sekalianya naksir bisa sampe tahunan. Ada orang yang naksir sama orang tergantung tampang, isi dompet, dsb.
Nah dari berbagai macam cara orang naksir-naksiran itu, berbagai macam pula orang mengekspresikannya. ada yang pdkt dengan pd nya, ada yang pdkt nya malu-malu, ada yang dipendam malu-malu, ada yang sebenernya naksir tapi pura-pura enggak! ini yang masuk kelas munafik tadi. saya sendiri nggak bilang kalau munafik dalam hal ini adalah buruk. Karena saya yakin setiap orang gak ada yang mau jadi munafik. Dan setelah dipikir-pikir, jadi munafik dalam hal perasaan itu jauh lebih menyakitkan daripada menyatakannya.

Gini loh sederhananya, kalau lo nyatain perasaan lo, hikmahnya adalah orang yang lo taksir bakalan tau, dan kalau punya hati dia bakalan hati-hati berinteraksi tentang segala hal yang berkaitan dengan perasaan. Setidaknya dia bakal jagain perasaan lo supaya kita gak sakit hati. Tapi beda kasus kalau orang yang lo taksir itu kampret orang --" , bisa aja dia sengaja manas2in ( yakin mau naksir yang kaya gitu ? Naudzubillah! )

Nah, kalau lo jadi munafik, yaa tahan aja deh tu pas si "dia" lewat didepan lo sambil gandeng pacarnya. Trus dia bakal kenalin ke lo, dan mau gak mau lo harus paksa senyum, gak bisa dong marah tiba-tiba tanpa alasan ?! Parahnya lagi, kalo sampe kasusnya gini, lo naksir si A, si A ini sebenrnya juga naksir, tapi karena lo dan si A ini sama-sama pemalu dan gak ada yang mau mulai, jadi yaa seiring berjalannya waktu kalian gak ada yang tau kalau emang saling suka -_-"

Intinya adalah setiap orang punya alasan masing-masing dengan apa yang mereka lakukan. Jangan nilai orang dari apa yang orang raih, tapi liat dari usahanya, liat dari niatnya.
Kalau emang lo punya temen yangjadi munafik, lo gak bisa paksa mereka untuk terus terang. Biarin orang pilih jalannya masing-masing, yang penting lo udah kasih tau konsekuensi dari jalan yang mereka pilih. Dan menurut gue gak ada kok yang pengen jadi munafik. yang bikin orang jadi munafik itu adalah keadaan. Keadaan kadang memaksa kita melakukan apa yang sebenrnya kita gak suka.

Intinya : TETAP COMPLICATED --"

Aku yang berpura

Sekarang aku tau aku seorang munafik
Mendustai bahkan diriku sendiri
Apa yang bisa ku lakukan
Coba saja menjadi aku
Menjadi munafik untuk bertahan
Menjadi munafik untuk menyelamatkan
Sekarang aku mengerti aku seorang egois
Aku ingin semuanya hanya untukku seorang
Tak ingin , bahkan sedikit saja terbagi untuk orang lain
Bayangan pembagian itu menghantui ku
Menyusup dalam hati menyesakkan dada ini
Aku bisa apa
itu tentang kejujuran apa yang kuinginkan

Namun kini aku paham aku tidak sepenuhnya egois
Aku tak ingin melukai dia
Aku tak ingin menyakiti dia
Kubiarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan
Kusuruh diriku diam ikut bahagia
Kupaksa bibirku mengembang membentuk senyuman
Aku memang munafik
Aku juga egois dan tidak egois disaat bersamaan
Aku menginginkan sesuatu yang bukan hak ku
Tapi keinginan itu kupendam dalam
Kusimpan diam dalam tenang
Biar hatiku yang tau
Biar batinku yang meronta
Biar susunan aksara ini menjadi perkara
"aku yang berpura-pura"

Tuesday, June 7, 2011

silahkan aja kalo mau terus terang

Gue gak tau harus mulai pembahasan ini darimana . karena emang pembahasan kali ini adalah pembahasan yang berat, rumit, dan komplex *boong kok!

Ini bermula dari rencana temen gue eh temen deket, dimisalkan aja namnya X. kenapa gue misalkan ? karena gue gak tau dia bakal izin apa nggak kalo gue ketyik namanya disini. Meskipun menurut gue dia boleh bangga namanya gue bikinin disini.
Lanjut ke cerita !
Si X punya temen yang setalah diproses juga temen gue, misalkan namanya Y.
Meski beda sekolah mereka sering contact-an. Zaman canggih gini harus dimanfaatin coy ! Mereka ini satu kelas les, dan kebetulan yang ntah menguntungkan apa merugikan juga satu les sama gue. Setelah lama berteman dan contact-contactan, si X mulai ada rasa ke Y. Kenapa ? Karena dia merasa nyaman, merasa diperhatiin, dan senang kalau berhubungan sama si Y.
Nah masalahnya si Y ini gak ada niat sedikitpun pacaran, biarpun temen ceweknya seabrek, biarpun pinternya gak ketulungan, biarpun gue sama temen-temen bilang dia ganteng.
karena si X ini udah ngerasa dia punya perasaan ke Y, mau gak mau tiap berhubungan sama si Y, si X deg-degan, dapet serangan jantung, dan muntaber , dan gue perhatiin pun mereka ini makin lama makin deket. ada urusan apa-apa si Y nanyanya ke X, ada apa-apa si Y nanyain gimana si X. Yah gitu lah.
Nah suatu hari si X ini berencana menyatakan perasaannya ke Y. Bukan, bukan nembak kok. X gak bakal nanya ke Y mau gak jadi pacarnya. Tapi dia cuma mau jujur-jujuran aja. Soalnya si X ini bukan naksir-naksiran kok sama si Y. Dia emang beneran sayang. Kenapa gue bisa bilang gitu ? Karena dia gak punya alasan khusus kenapa bisa suka sama si Y. Yang dia tau, kalo sama si Y, dia nyaman dan dia bebas jadi diri dia sendiri. Gak perlu jaim, gak perlu pura-pura, semuanya mengalir apa adanya .

setelah gue tanya serius ke X mengenai rencananya kira-kira gini deh dialognya :
C : X, lo serius pengen bilang suka ke Y ?
X : seriuslah, kalo gak ngapain nyusun rencana ketemuan gitu
C : Yakin udah mantep dengan segala resikonya ?
X : Resiko terburuknya apa ?
C : Kehilangan dia sebagai temen mungkin
X : Gak papa. udah jarang ketemu juga kan. Yah lebih baik dia tau lah dari pada enggak.
C : Yah terserah sih kalo udah siap lanjut, salut deh gue !
X : yaa intinya cuma mau bilang kalo gue suka sama dia tapi gimanapun keadannya gakpapa dan pengennya tetap berteman.
C : sip ! bakal gue doain lo !

Sebenernya ada lagi sih kalimat-kalimat serius antara gue dan si X .
yang intinya, gue gak bakal seberani si X buat ngomong masalah perasaan, gak tau kenapa kayaknya gue masih berpikiran jadul dengan nahan gengsi, dan tetep cowok harus duluan. Sakit sakit dah !
Si X ini khotbah sama gue gini :
Akan lebih baik jika kau beritau mereka, mereka yang pernah membuat hatimu menangis, mereka yang pernah membuat hatimu bahagia.
Ungkapin perasaan itu bukan masalah berani atau gak, tapi itu cuma ungkapan terima kasih ke mereka karena udah mengisi relung hati kita .
Si X ini juga bilang kalau mendam perasaan itu sia-sia, percuma. Mending kasih tau mereka, apapun resiko nya ya itu yang mesti ditanggung .


Nah itu cuplikan kasusu temen gue. Gue gak tau mau nanggepin apa. Karena kayaknya kalau gue yang diposisi X gue gak bakalan seberani itu. Gue gak berani nanggung resikonya. Gak berani menghadapi perubahan pandangan orang, gue gak berani neken gengsi buat nyatain perasaan. Mungkinemang tipikal gue kali ya, yang gak bisa terus terang blak-blakan, bahkan buat muji atau bilang kangen aja gue males --''

Gue sendiri gak tau mana yang lebih baik. Karena toh setiap kita punya pandangan yang beda-beda. Tapi gue secara pribadi sih salut sama si X. Dia berani, berani banget malah ! Dia berani nanggung resiko kemungkinan bakal dipandang beda sama si Y. Dia beraninanggung resiko bakal dijauhin sama si Y. Dia berani !
Logika si X juga nyambung kok sama gue. Menurut gue apa yang dia pikirkan apa yang dia lakukan itu logis. Yang gak logis adalah saat kita pura-pura cuek, pura-pura gak suka padahal dalam hati budubuset~ . Yang gak logis adalah saat kita pura-pura seneng orang yang kita taksir deket sama orang lain tapi kita malah pura-pura ikut tersenyum bahagia padahal dalam hati nangis darah *lebay ( masalah kemunafikan ini akan gue bahas di segment selanjutnya. Harap sabar menanti ! )
Lagian si X ini kan dia emang beneran tulus sayangnya, bukan naksir-naksiran ala cewek genit matre tukang goda ! Jadi gak akan mengganggu siapapun kalo dia mau terus terang gitu.

Jadi buat cewek intinya adalah bagaimanapun cara kalian menghadapi perasaan kalian, itu terserah kalian. Yang jelas etika menyayangi itu ada *gue gak akan ngomong soal cinta karena sampe sekarang cinta itu apa aja gak satupun orang yang tau* . Kalau emang mau nyatain perasaan yaa silahkan, bagus malah (menurut gue) karena cowok itu gak peka, kadang lola, dan sering nyebelin. Tapi apapun hasil yang kalian dapet, yaa terima aja jangan maksain keadaan. Kalo gak diterima yaa bunuh diri berarti akan ada yang lebih baik lagi. Dan inget juga, jangan jadi gampangan karena cowok tu jumlahnya banyaaaaakk, kadang nyampah malah u,u
kalau emang mau mendam juga silahkan, yaa resikonya tahan sendiri deh tuh sakitnya, galau sendirian, dan si cowok bego gak bakalan tau gimana perasaan kalian ke dia. gak bakalan sadar betapa sayang peduli kangen kalian sama dia. Dia bahkan dengan senang hati ngenalin kalian ke ceweknya trus ngasih peje kalau dia baik, royal, tidak sombong, dan rajin menabung.

Buat para cowok, kalau ada seorang cewek yang nyatain suka sama kalian dan emang tulus sayang sama kalian, bisa dong hargai perasannya. kalo emang mau nolak, yaa boleh toh itu hak kalian. tapi caranya yang gentle. Bilang makasih mungkin bisa. Trus jangan jauhin cewek itu. Karena kalo emang bakalan ditolak atau bakalan terluka , cewek juga gak bakalan mau punya perasaan ke cowok itu. Tapi gimana ya perasaan itu gak bisa dikontrol. Tiba-tiba nongol gak tau asalnya. Gak bisa direncanain. Trus kalo emang ngerasa ada cewek yang suka sama kaalian, tanyain baik-baik bisa dong yaa , jangan sampe jadi orang keGRan trus bikin si cewek teringgung. Kalau gitu mah, bikin ilfeel -,-" Yaa intinya hargai dengan gentle aja .

Sip. Postingan kali ini idenya dari sobat gue X. Intinya buat gue : perasaan dan segala tetek bengeknya itu RIBET. RUMIT. COMPLICATED.

Monday, June 6, 2011

kisah kenangan tentang seseorang

Kisah ini
bukanlah kisah bagus untuk dijadikan teladan
Kisah ini
tentu bukan kisah buruk yang harus dibuang jauh
Kisah ini
juga bukan kisah yang indah untuk dikenang

Kisah ini
hanya segelintir kisah sederhana
untuk diambil pelajaran oleh pelakunya
Kisah ini
kisah yang diharapkan menjadi tangga kenaikan level kehidupan

Kisah ini berisi kenangan
Kenangan pahit
Kenangan manis
Kenangan tentang seseorang


Seseorang yang menoreh dalam namanya
pada hati polos ini
Seseorang yang mereplika dirinya
dan menggeser segala hal yang telah memenuhi pikiran ini
Seseorang yang telah menjadi bayang
pada tiap gerak yang kulakukan
Seseorang yang hadir dalam mimpi indah
walau tak lupa muncul pada tiap mimpi buruk
Seseorang yang telah menjadi teman
dalam hari-hari yang dilewati
seseorang yang menjadi warna mayor
pada mata hitam ini
seseorang yang telah menjadi salah satu alasanku
untuk tetap tersenyum lebar
seseorang yang senantiasa meminta waktu lebih
dan dengan senang hati kuberikan
seseorang yang terlambat kusadari keberadaannya
seseorang yang kini kumengerti sebagai
seseorang yang kubutuhkan
karena
seseorang itu adalah
seseorang yang belakangan kuketahui sebagai
seseorang yang kusayangi