Recent News

It's me, as a lifetime learner

Hal yang tidak akan pernah berhenti saya lakukan adalah membuat kesalahan dan belajar

Because, it will never be the same you from time to time

Seperti kamu, blog ini juga berproses dari waktu ke waktu

For the roots, I believe it is believe

Pertama-tama hanya mempercayai apa yang terjadi adalah anugerah terindah untuk masing-masing kita

Thank you

Hal sederhana namun sangat bermakna, bersyukur dan berterimakasih

Write everything

Tulisan sesukanya mudah-mudahan ada guna

Monday, November 29, 2010

sepucuk surat cinta



Kau adalah keajaiban bagiku
Bagaimana tidak ?

Mendengar namamu saja membuat jantungku berdegup kencang
Apalagi menyimak kisah harimu
Melihatmu sekilas saja membuat pipiku bersemu merah
Apalagi bisa memandangimu tertawa ceria
Berpapasan denganmu saja membuat hatiku berbunga
Apalagi bisa bersapaan dan bercengkrama denganmu

Waktu sebentar secara normal
terasa begitu panjang jika tak ada dirimu
Aku ingin bertemu denganmu

Pertemuan kita tak pernah disengaja
Kebetulan ? Bukan !
Itu takdir
Takdir lah yang mempertemukan kita
Karena itu aku percaya takdir juga lah yang akan menjagamu

Aku berjanji
akan mengingat setiap detik
waktuku yang terlewat bersamamu
meski itu hanya sesaat
Aku juga berjanji
akan selalu menanti
saat kita berjumpa lagi

Tertanda
-aku yang mencintaimu dalam hatiku-

Sunday, November 28, 2010

salah pada hati

Curahan air langit
Hujan jatuh dengan derasnya
Bau khas ini
Mengingatkanku pada masa yang telah terlewat
Saat sesuatu yang kupikir telah tamat
Dan kini hal itu kembali memikat

Kupikir segala rasa telah luruh
Kupikir segala cerita hanya tentang satu kisah
Kupikir nada hanya mendendangkan satu melodi
Namun ternyata tak begitu adanya

Bukanlah ia berpaling
Bukanlah ia berpindah
Bukan pula ia terbelah
Mungkin ia hanya sedikit tercabik

Aku mengetahui dengan pasti
Pilihan telah ditetapkan hati
Aku mengetahui dengan pasti
Labuhan mana tempat ia menanti
Namun mengapa masih ada rasa ini ?!

Bahasa hati
Bahasa tertinggi
Bahasa hati
Hanya ia yang mengerti
Tapi satu hal yang kuyakini
Ada yang salah pada hati ini

Saturday, November 27, 2010

surat sederhana untuk guru

sebenarnya saat saya menulis surat ini, saya tidak memiliki bekal apapun untuk saya sampaikan. tak ada bahan sama sekali, satu hal yang saya yakini adalah surat ini akan selesai dengan niat untuk menyelesaikannya. jadi, harap dimaklumi jika surat ini sedikit mengambang. Karena memang saya biarkan deretan huruf yang tertera disini mengalir begitu saja sesuai dengan ketukan jari-jari tangan saya.

saya memulai sekolah saat usia saya sekitar tiga tahunan. dan saya sadar mulai saat itu, seorang guru telah memasuki kehidupan saya. dan gambaran guru kala itu adalah seseorang yang mengajarkanmu cara bersenang-senang dengan jalan yang baik, seseorang yang menunjukimu untuk bergaul dengan teman-temanmu, seseorang yang mengasuh begitu banyak anak yang bukan dari rahimnya.

seiring berjalannya waktu saya melanjutkan pendidikan saya, cita-cita pertama kali yang saya kemukakan saat ditanyai adalah menjadi seorang guru. saya tidak tau, alasan kuat apa yang membuat saya memilih profesi ini untuk saya tekuni dikemudian hari. Namun, saya kecil bertahan cukup lama dengan cita-cita itu. Saat teman-teman lain memilih menjadi dokter, pilot, polisi, dan sebagainya, saya malah memilih menjadi guru. pikiran konyol yang melintas saat itu adalah nyamannya menjadi guru karena guru lah yang menentukan nilai muridnya, tidak ada PR yang harus dikerjakan dirumah. Tapi tenang saja, itu pikiran saya dulu, sekarang saya tau bahwa nilai itu mengandung tanggung jawab, benar kan Pak ? Buk ?
Dan tanpa perlu berjuang senjata, bertempur dan menyaksikan banyak darah, guru bisa mendapat gelar sebagai pahlawan meskipun tanpa tanda jasa. Itu cukup menggiurkan saya saat itu. Namun, kini saya tau, perjuangan guru bahkan lebih panjang. guru menentukan sosok muridnya kelak. guru menciptakan pejuang untuk hari esok. Murid lah yang akan berjuang menjadi pahlawan, namun sebelum sang murid menjadi pahlawan, guru lah yang menyiapkan senjatanya. hitungan tahun guru mempersiapkan muridnya untuk menjadi pahlawan, untuk terus berjuang, tidak muluk, setidaknya berjuang untuk diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar, dan seterusnya hingga menjadi pahlawan bangsa.

Saya pun semakin mengerti dan belajar memahami. Bahwa menjadi guru bukan hal yang mudah. Terlalu berat tanggung jawab yang dipikul. Dan jujur, saat ini saya tidak ingin bersusah-susah melakukannya. Jadi, cita-cita menjadi guru cukup sampai disana. Cukup sampai saat saya mengerti makna guru yang sebenarnya.

Saya rasa, tidak perlu dijelaskan lagi jasa-jasa guru, karena saya pikir setiap kita pasti mengenal dengan jelas guru yang memberi ilmu pada kita. Saya tau, tidak semua guru kita sukai, ada beberapa guru yang menyebalkan bagi kita. Saya tidak akan memaksa pembaca sekalian untuk menyukai seluruh guru. Namun, cobalah pikirkan lagi, setiap ilmu yang mereka berikan pada kita adalah demi kebaikan kita. Setiap orang berbeda-beda, dan tiap guru pun berbeda dalam menyampaikan apa yang sebenarnya ingin mereka sampaikan. Jadi, maklumilah dengan tetap tersenyum.

Surat ini saya buat untuk ikut berpartisipasi memperingati hari guru.
Jadi, selamat hari guru untuk seluruh guru Indonesia, khususnya untuk guru yang tetap konsisten berjuang dengan ikhlas tanpa lelah untuk memajukan bangsa!
Terimakasih untuk segala curahan ilmu wahai Bapak/Ibu Guru :)

Wednesday, November 10, 2010

kunjungan tak terduga

Postingan kali ini dimulai dengan alur mundur yakni beberapa hari yang lalu.
Jangan berpikiran aneh dulu dengan judul yang tertera di atas.
Bukan ! Judul itu tidak bohong, sungguh !
Kunjungan itu bukan kunjungan yang bisa saya duga. Bukan seperti kunjungan presiden Amerika Serikat ke Indonesia, tapi kunjungan itu lebih mengejutkan, lebih sensasional, dan lebih tidak terduga.
Daripada semakin bingung, saya akan mulai menceritakan kenjungan macam apa yang saya dapat beberapa hari lalu.

Tidak seperti kakek yang mendapat kunjungan menteri *oke ini pameran!
Kakek saya adalah salah seorang pejuang kemerdekaan bangsa ini, beliau adalah seorang polisi militer. Jadi bulan Ramadhan lalu, beliau mendapat kehormatan dikunjungi oleh Menteri Kesejahteraan Rakyat, Bapak Agung Laksono.
Seluruh perhelatan dipersiapkan oleh tim Bapak Menteri (baguslah karena kakek tidak mungkin mengurus itu semua)
Nah, mulailah jamuan makan tersebut sampai selesai, namun sayang saya tidak bisa bercerita lebih banyak karena saya tidak bisa hadir ( maklum tiket pesawat mahal ! )
*Pameran ditutup !

Selanjutnya, dimulailah kunjungan tak terduga yang terjadi pada saya sendiri.
Pagi hari, lebih tepatnya subuh (subuh betulan, hampir jam 5 pagi) saat saya sedang nikmat-nikmatnya bermimpi dengan liarnya, tiba-tiba saya dikejutkan oleh sebuah teriakan. Sungguh-sunguh teriakan. Saya tidak ingat kata-kata apa yang diteriakkan! Namun, saya yakin itu teriakan.
Karena mengira sesuatu yang buruk telah terjadi, maka saya dengan segera beranjak dari tempat tidur. Bayangkan! Saat anda sedang tertidur dengan lelapnya, tiba-tiba bangun dan langsung berdiri, langsung berlari (sedikit) , seharusnya kepala saya puyeng, mata berkunang-kunang, dan langsung pingsan *oke ini berlebihan! Namun karena keadaan darurat, saya langsung mendatangi tkp.
Ternyata oh ternyata, rumah saya dikunjungi sesuatu !
Begini ceritanya :

Saya yang menyadari teriakan itu adalah teriakan ibunda langsung bertanya kepada beliau,
ananda : ada apa ibunda ?

ibunda : itu tadi ada yang masuk

ananda : ya tapi apa ibunda ?

ibunda : ananda, ibunda sungguh-sungguh terkejut. Tadi saat ibunda terjaga, ibunda ingin memeriksa makanan yang kita beli kemarin malam, lalu ibunda melihat itu.

ananda : baiklah, apakah itu ibunda ? (saya menjadi sangat sabar ditandai dengan mulai melek dan menguap )

ibunda : Ibunda melihat kotak roti ( fyi, benda ini bukanlah berbentuk kotak sesungguhnya, dari sisi kiri kanan lebih menyerupai setengah lingkaran, lalu sisi depan dan belakang bisa dibuka dengan mendorong penutup tersebut mengikuti bentuk setengah lingkaran tadi. Karena kejeniusan saya tidak mencakup menjelaskan benda ini, maka anggap saja anda mengerti) Ibunda melihat sesuatu berwarna hitam, karena ibunda penasaran benda apakah didalam sana maka ibunda membuka tutup kotak roti tersebut, dan terkejutlah ibunda wahai ananda, karena sesuatu itu melompat menuju ibunda.

ananda : oke untuk terakhir kalinya, apakah itu ? ( saya mulai sadar bahwa susah berkomunikasi dengan orang yang kaget )

ibunda : ia adalah saudara kembarmu yang ibunda buang saat kalian lahir karena ibunda tidak tahan memiliki dua anak buruk rupa sekaligus ananda *oke ini tidak masuk akal*
ia adalah tikus !

ananda : ( -___________________- ) terimakasih

ibunda : ananda ! tidak adakah kata-kata penghibur untuk ibunda ?

ananda : selamat tidur !

*dialog diatas sedikit fiktif dan menghilangkan seorang subjek yakni ayahanda, karena status beliau sama dengan sya yaitu sebagai pendengar*

sayapun langsung merebahkan diri ke kasur dan langsung terlelap untuk kira-kira setngah jam kemudian.
Memang itu adalah kunjungan tidak mengenakkan, tidak terduga, dan tidak diinginkan dari seekor tikus yang biasanya bermalam di pembuangan, malam itu ia bermalam di roti tawar yang empuk dengan gratis dan bonus tambahan berupa tempat tidur yang lezat untuk dimakan. Saya sebagai pemilik roti tawar, merasa sangat iri dan dirugikan.

Saya tidak pernah tidur diatas roti, tapi ia dengan seenaknya tidur disana. Sungguh ironis !
Sama seperti kasus rakyat pemilik kekayaan negara yang belum pernah menginjakkan kaki ke yunani, namun wakil mereka telah berjalan-jalan ke Yunani dengan uang rakyat tersebut.
Ini kasus yang sama saudara-saudara !

Untuk itu saya berpesan untuk segeralah menikmati apa yang anda miliki, jangan sampai didahului oleh mereka ( dalam kasus saya, seekor tikus ) mendahului anda !
Waspadalah ! Waspadalah !